jpnn.com, PALEMBANG - Sumatera Selatan (Sumsel) penyumbang kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dari Januari hingga Juli 2025 tercatat sebanyak 537 kasus.
"Angka ini menunjukkan bahwa HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius di Sumatera Selatan,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel Ira Primadesa, Senin (25/8/2025).
Sebagian besar penularan HIV masih terjadi akibat hubungan seksual berisiko. Salah satu faktor yang cukup signifikan adalah hubungan sesama jenis laki-laki atau laki seks laki (LSL), yang termasuk dalam kelompok populasi kunci dalam penyebaran HIV.
“Kelompok LSL menjadi salah satu populasi kunci yang kami sasar dalam skrining dan edukasi karena tingkat risikonya cukup tinggi,” ujar Ira.
Menurut Ira, pihaknya terus memperkuat berbagai strategi, termasuk memperluas akses layanan tes dan terapi HIV melalui pembukaan klinik-klinik baru.
"Tentunya strategi itu untuk menekan angka penularan HIV," kata Ira.
Selain itu, program layanan bergerak (mobile clinic) juga dijalankan guna menjangkau kelompok berisiko yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan konvensional.