jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan apresiasi tinggi dan ucapan selamat kepada Pemerintah atas penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh besar bangsa, Alm. Jenderal (Purn.) H.M. Soeharto dan Alm. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bertepatan dengan Hari Pahlawan.
MUI memandang bahwa keputusan ini adalah langkah rekonsiliasi sejarah yang strategis dan elegan, sekaligus menegaskan sikap kenegarawanan dan kedewasaan bangsa dalam menghargai kontribusi para pemimpinnya, terlepas dari kompleksitas masa lalu.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa'adi, menyatakan, penganugerahan ini harus menjadi ibrah (pelajaran berharga) untuk masa kini dan masa depan.
“Keputusan ini adalah penegasan bahwa setiap pemimpin memiliki peran dan jasa besar dalam rangkaian sejarah Indonesia. Kita harus mampu mengambil ibrah dari kepemimpinan mereka untuk masa kini dan masa depan," kata Zainut dalam pesan singkatnya kepada JPNN, Senin (10/11).
MUI menyerukan kepada seluruh umat Islam dan rakyat Indonesia untuk mengambil tiga pesan moral utama dari momentum bersejarah ini:
1. Bersikap objektif dan adil dalam nenilai sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang adil dalam menilai sejarahnya.
Masyarakat didorong untuk melihat kedua tokoh secara holistik. Kita ambil kebaikan (jasa) mereka sebagai teladan, dan jadikan kekurangan (kesalahan) mereka sebagai pembelajaran kolektif untuk perbaikan bangsa ke depan.
2. Prinsip ini sejalan dengan pandangan yang mengajarkan objektivitas untuk tidak absolut dan berlebihan dalam menghakimi manusia. Sehingga dibutuhkan kejernihan, ketulusan dan kedewasaan dalam mengambil keputusan.







































