jpnn.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Indonesia sebenarnya tidak mengajarkan antisemit, karena negara hanya mendidik siswa antipenjajahan.
Hal demikian dikatakan Sukamta demi menanggapi pernyataan Rabi bernama Yehuda Kaploun yang baru ditunjuk Presiden AS Donald Trump sebagai Kepala Urusan Anti-Semitisme negara Paman Sam.
"Ya, yang selama ini diajarkan di Indonesia antipenjajahan, sebagai nilai yang tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI 1945. Jelas beda antara antipenjajahan dan antisemistisme," kata dia melalui layanan pesan, Senin (22/12).
Diketahui, pernyataan Kaploun dalam sebuah wawancara Jerusalem Post Conference menuai sorotan netizen.
Sebab, Kaploun mengungkit upaya menaruh ajaran dalam buku sekolah di Indonesia untuk mengubah pandangan terhadap antisemit.
Kaploun bahkan menyebut AS ke depan perlu memiliki divisi khusus untuk memerangi pandangan antisemit.
Sukamta mengatakan pandangan rakyat Indonesia yang mengecam agresi Israel ke Palestina bukan sikap antisemit, seperti yang diduga menjadi dasar pemikiran Kaploun.
"Sikap mayoritas masyarakat Indonesia yang mengecam Israel bukan bentuk antisemistisme, itu sikap antipenjajahan. Jika Israel tidak ingin dikecam masyarakat dunia, ya, hentikan penjajahannya ke Palestina," ujar legislator fraksi PKS itu.












































