jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO) mendorong percepatan peremajaan kebun karet rakyat, salah satunya dengan memasukkan komoditas karet ke dalam skema Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Dorongan tersebut mengemuka dalam Rembug Petani Karet Sumatra Selatan yang digelar di Aula Pusat Penelitian Karet (Puslit Karet) Sembawa dan dihadiri lebih dari 100 petani karet dari berbagai kabupaten sentra produksi di Sumsel.
Ketua Harian APKARINDO Pusat, Arif Susanto mengatakan langkah ini dinilai krusial untuk menyelamatkan basis produksi karet nasional yang terus mengalami tekanan.
Forum rembuk menegaskan keberlanjutan industri karet nasional sangat bergantung pada kondisi kebun karet rakyat, mengingat sekitar 92 persen produksi karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat.
Data Puslit Karet menunjukkan Indonesia masih menjadi produsen karet alam terbesar kedua dunia, dengan luas areal sekitar 3,15 juta hektare dan produksi 2,26 juta ton pada 2024.
Namun, produktivitas rata-rata masih relatif rendah, sekitar 975 kilogram per hektare per tahun.
Kondisi tersebut diperberat oleh tren penurunan produksi nasional.
Dalam periode 2019–2024, produksi karet alam Indonesia tercatat turun sekitar 0,78 juta ton atau sekitar 25 persen, dipicu oleh penuaan tanaman, konversi lahan, serta serangan penyakit gugur daun Pestalotiopsis sp.












































