jpnn.com, BALI - PT Pertamina Patra Niaga menggelar Pertamina Aviation Global Summit 2025, forum yang mempertemukan para pemangku kepentingan di industri penerbangan, perusahaan energi, serta pemerintah dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik untuk memperkuat kolaborasi menuju masa depan aviasi rendah emisi.
Dengan tema “Empowering New Horizons of Aviation Toward Sustainability, Synergy & Global Collaboration”, forum internasional ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemeran utama dalam pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang menjadi kunci dekarbonisasi sektor penerbangan.
Alimuddin Baso, Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga menuturkan melalui Pertamina Aviation Global Summit, ini merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk mengambil peran aktif dalam membangun ekosistem SAF secara konkret.
“Forum ini bukan hanya ruang berbagi gagasan, tetapi juga langkah strategis memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global,” ujar Alimuddin Baso.
Pertamina juga telah mengantongi sertifikasi keberlanjutan yaitu International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan tengah menjajaki sistem ISCC Credit Transfer System guna memastikan transparansi dan traceability jejak karbon.
“Ke depan, Pertamina Patra Niaga akan terus memperkuat kapasitas pasokan Pertamina SAF, memperluas pengumpulan bahan baku lokal, serta membangun kemitraan strategis dengan mitra global. Transisi energi di sektor aviasi tidak dapat berjalan sendiri. Sinergi adalah kunci agar Indonesia dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok SAF dunia,” tambah Alimuddin Baso.
Apresiasi terhadap langkah Pertamina juga datang dari para pemimpin industri penerbangan internasional. Kristof Van Passel, Head of Procurement Operations & Development Cathay Pacific Airways, menilai bahwa Indonesia memiliki arah kebijakan dan kemampuan teknis yang menjanjikan.
“Kami melihat keseriusan Pertamina dalam membangun rantai pasok SAF dari hulu hingga hilir. SAF adalah kunci dekarbonisasi aviasi, mampu mengurangi emisi hingga 80% tanpa perlu mengubah infrastruktur atau pesawat,” kata Kristof.








































