jatim.jpnn.com, SURABAYA - Anak berkebutuhan khusus kerap kali kesulitan ketika mencoba mencari pekerjaan. Alih-alih berusaha hidup mandiri, tetapi tidak banyak perusahaan atau industri, yang mau menyerap SDM dari angkatan kerja disabilitas.
Menghadapi persoalan tersebut, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mencoba menjembatani angkatan kerja disabilitas atau anak berkebutuhan khusus yang mencari pekerjaan, melalui platform Jobdis.
Platform dengan nama Job For Disability, semula dikembangkan berbasis website serta karya dari tim dosen Unesa Budiyanto, Ima Kurrotun Ainin, Shelly Andari, dan Tim IT PIU Disability Innovation Center Unesa.
Guru Besar Disabilitas Unesa Budiyanto mengatakan saat ini platform tersebut sudah dikembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis Android, dan tersedia di Play Store.
“Jobdis mempertemukan angkatan kerja disabilitas, dengan perusahaan atau industri yang membutuhkan sumber daya khusus,” ujar Budiyanto, Rabu (6/8).
Pria yang juga sebagai Penanggung Jawab Pengembangan Jobdis berpendapat, jaminan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sudah diatur dalam UU No 8 Tahun 2016, tentang Penyandang Disabilitas yang mewajibkan setiap perusahaan atau industri, pemerintah maupun swasta, melibatkan minimal 1 sampai 2 persen penyandang disabilitas sebagai pegawai.
“Kami ingin memudahkan angkatan kerja disabilitas guna mengakses lapangan pekerjaan di perusahaan yang sesuai, dan memudahkan perusahaan atau industri, untuk mendapatkan sumber daya penyandang disabilitas sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Dosen Penanggung Jawab Pengembangan Jobdis Shelly Andari. Menurutnya platform yang dirancang ramah kelompok disabilitas itu memudahkan dalam mencari dan melamar pekerjaan dengan cepat.
