jpnn.com, JAKARTA - Pakar kesehatan yang pernah menjabat Tjandra Yoga Aditama menilai perlu adanya survei terkait pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta.
Menurut Tjandra langkah ini dilakukan sebagai bagian evaluasi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Baik kalau di Jakarta dari waktu ke waktu dilakukan survei kepuasan konsumen, baik yang terima MBG, orang tua, guru, dan bahkan penyedianya juga," ujar dia dikutip Senin (11/8).
Selain survei, studi kohort atau penelitian observasional dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan terkait dampak MBG sejak pertama kali dilaksanakan hingga beberapa tahun ke depan juga diperlukan.
Tjandra mengatakan, studi ini harus meliputi empat hal yakni gizi, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
"Memang studi kohort ini harus beberapa tahun supaya dampaknya tidak bias, tetapi proses pengumpulan data dari waktu ke waktu harus dikerjakan dengan cermat sesuai kaidah ilmiah yang sahih," kata dia.
Tjandra mencatat per Juli 2025, program MBG sudah berjalan selama enam bulan mencakup hampir 7 juta penerima manfaat, artinya melebihi total penduduk Singapura yang berjumlah 5,9 juta orang.
Karena sudah berjalan setengah tahun, maka Tjandra mengatakan pelaksanaannya memerlukan evaluasi, salah satunya untuk melihat bagaimana pentingnya melihat program ini yang oleh World Food Program atau Program Pangan Dunia disebut sebagai School Nutrition Package Framework atau Standar dan Pedoman Minimum untuk Paket Gizi Sekolah.