Pasien T-Cell

9 hours ago 10

Oleh: Dahlan Iskan

Pasien T-Cell

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com - Mata Dr Karina berkaca-kaca. Kaget campur bahagia. "Saya akan tulis ini di jurnal," kata dokter ahli biomedik yang mendalami stem cell --khususnya T-Cell dan NK-Cell.

Saya mampir klinik Hayandra, milik Karina, sebelum berangkat ke Shanghai Selasa lalu.

Setiap kali bercerita tentang pasiennyi itu matanyi berkaca.

"Ia datang ke sini pakai kursi roda. Ia pasrah mau diapakan saja. Kankernya sudah menyebar. Sudah stadium empat," ujar Karina --yang di status HP saya tulis namanyi sebagai Karina Keriting.

Sampai sekarang rambut Karina masih keriting. Masih 5i. Sudah empat tahun saya tidak bertemu Karina. Terakhir ketika saya menjalani PRP di klinik Hayandra tahun 2021 lalu (Disway 6 Agustus 2021).

"Anda apakan pasien kanker paru itu?" tanya saya.

"Saya tawari stem cell jenis T-cell," kata Karina.

Pasien itu sudah tidak punya pilihan lagi. Sudah berbagai pengobatan dilakukan. Ia ikut saja apa kata Karina.

Karina adalah dokter yang tetap jadi ilmuwan. Dia tidak berhenti sebagai dokter. Dia terus mendalami stem cell, apalagi ibunyi sudah sembuh.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |