jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Perjalanan sebuah produk herbal jarang bisa diringkas dalam hitungan tahun. Ia lebih sering lahir dari proses panjang—dari kebiasaan, ketekunan, dan pengetahuan yang dirawat lintas waktu.
Dalam konteks itu, Kutus Kutus tumbuh sebagai produk yang membawa cerita tentang racikan, nilai, dan upaya menjaga kesinambungan.
Kutus Kutus dikenal publik sebagai minyak herbal yang digunakan dalam perawatan sehari-hari. Namun, di balik produk yang sudah beredar secara luas, terdapat proses yang tidak instan.
Racikan herbal yang menjadi ciri khas Kutus Kutus lahir dari pengolahan bahan alami yang dijalani secara bertahap dan penuh kehati-hatian.
Salah satu figur yang kerap disebut dalam fase awal perjalanan tersebut adalah Almarhumah Ibu Lilies Susanti Handayani. Bagi orang-orang terdekatnya, Ibu Lilies dikenal sebagai pribadi yang teliti dan konsisten dalam merawat racikan herbal.
Ibu Lilies memandang bahan-bahan alami bukan sekadar komposisi, melainkan pengetahuan yang perlu dijaga dan digunakan secara bertanggung jawab.
Dalam tradisi perawatan herbal, ketelitian dan konsistensi memiliki makna penting. Racikan tidak hanya soal hasil akhir, tetapi juga tentang proses—mulai dari pemilihan bahan, cara pengolahan, hingga filosofi penggunaannya. Pendekatan inilah yang kemudian menjadi fondasi dalam perjalanan Kutus Kutus.
Seiring waktu, perjalanan sebuah brand tentu tidak selalu berjalan mulus. Dinamika internal dan eksternal merupakan bagian dari proses yang kerap menyertai pertumbuhan. Dalam situasi seperti itu, perhatian keluarga lebih diarahkan pada upaya menjaga nilai dasar yang telah ditanamkan sejak awal.









































