jpnn.com - Kisah tentang Nabi Musa membelah Laut Merah menggunakan tongkatnya demi membebaskan Bani Israel dari penindasan Firaun merupakan kisah penting dalam kepercayaan Yahudi, Kristen, dan Islam.
Pertanyaannya, bagaimanakah penjelasan ilmiah atas kisah yang dianggap sebagai keajaiban itu?
Ahli oseanografi dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) Carl Drews menyodorkan analisisnya soal Laut Merah terbelah sehingga bisa diseberangi dengan berjalan kaki.
“Penyeberangan Laut Merah adalah fenomena supernatural yang mengandung komponen alamiah, keajaibannya ada pada
penentuan waktunya,” ujarnya kepada MailOnline.
Peneliti di lembaga riset cuaca yang bermarkas di Colorado, Amerika Serikat (AS), itu membuat pemodelan menggunakan komputer.
Dalam pemodelan itu, periset memasukkan elemen embusan angin berkecepatan 100 kilometer per jam yang bisa menimbulkan terusan selebar 5lima kilometer di laut.
Syahdan, saat angin mereda, air akan kembali ke kondisi semula seperti tsunami sehingga menenggelamkan pasukan Mesir yang menggunakan kereta dan peralatan lain untuk mengejar Musa bersama umatnya.
Ahli oseanografi lainnya, Profesor Nathan Paldor, juga punya analisis soal bagaimana Laut Merah terbelah karena angin.