jpnn.com, JAKARTA - Penyerang timnas U-22 Indonesia, Mauro Zijlstra, tak menampik bahwa Garuda Muda belum tampil padu saat dipaksa menyerah 0-3 dari Mali U-22 di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (15/11).
Pemain bernomor punggung 18 itu menyebut kekalahan tersebut menjadi tamparan sekaligus bahan evaluasi penting bagi skuad asuhan Indra Sjafri.
“Kami banyak belajar dari laga ini. Ini pertandingan yang sulit,” ujar Mauro kepada awak media.
Menurut pemain 21 tahun itu, masalah terbesar yang muncul di lapangan adalah kurangnya komunikasi serta disiplin posisi antarpemain. Alhasil, alur permainan Indonesia mudah dipatahkan Mali.
“Banyak ruang dan posisi yang kosong. Kami harus lebih disiplin dan komunikasi lebih baik satu sama lain,” tegasnya.
Mauro sendiri tampil penuh selama 90 menit. Namun, striker kelahiran Belanda itu nyaris tak mendapat peluang berarti karena dijaga ketat bek-bek Mali. Minimnya suplai bola dari lini tengah juga membuat dirinya kesulitan berkembang.
Situasi tersebut semakin menegaskan bahwa chemistry timnas U-22 Indonesia belum terbentuk maksimal.
Meski begitu, Mauro tetap optimistis timnya bisa bangkit. Dia menilai uji coba melawan tim kuat seperti Mali adalah langkah penting sebelum tampil di SEA Games 2025.








































