Malang Viral – Tim mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan penelitian terkait masalah kesehatan mental dan fenomena perilaku self-harm di kalangan pelajar. Mereka juga menggagas sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Self-harm didefinisikan sebagai tindakan melukai diri sendiri secara sengaja, biasanya tanpa niat untuk mengakhiri hidup. Tindakan itu dilakukan untuk mengatasi tekanan emosional dan perasaan yang sulit diungkapkan. Ada tips menjaga kesehatan mental untuk mengatasi masalah itu.
Tim mahasiswa Prodi Psikologi UMM yakni Wahyuddin Fahrurrijal, Ramadani Nur Pratiwi, Maulidatul Aisyah dan Anisa Nur Akhidah, melakukan penelitian inovatif untuk mengatasi masalah perilaku self-harm itu di kalangan pelajar di Malang.
Mereka menggunakan teknik terapi “Butterfly Hug” yang terinspirasi dari drama Korea berjudul "Its Okay Not to Be Okay". Butterfly Hug berarti “pelukan kupu-kupu,” sebab awalnya dikenal sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk mengurangi kecemasan dan stres.
Wahyuddin Fahrurrijal, mengatakan teknik pelukan kupu-kupu itu mengadaptasi drama Korea tersebut. Karakter utama dalam drakor itu menggunakan teknik terapi tersebut sebagai cara untuk mengelola perasaan traumatis dan depresif.
“Kami adaptasi untuk dijadikan solusi alternatif bagi pelajar di Malang dan lainnya yang seringkali merasa tertekan dengan berbagai masalah,” ujar dia, Kamis (12/12/2024).
Butterfly Hug merupakan salah satu bentuk meditasi yang melibatkan pemelukan diri sendiri. Teknik ini sederhana tapi efektif untuk menenangkan perasaan dan membantu individu dalam mengelola emosi mereka.
Caranya, menyilangkan kedua tangan di depan tubuh dan memeluk bahu sendiri. Lalu menutup mata perlahan sembari mengatur napas menggunakan teknik “4-4-4” (tarik napas dalam 4 detik, tahan selama 4 detik, dan hembuskan selama 4 detik).
“Proses ini bisa dilakukan berulang kali sampai merasa lebih tenang dan nyaman,” kata Wahyuddin.
Hasil penelitian mereka, terapi ini efektif dalam meningkatkan penerimaan diri pada pelajar yang sempat terlibat perilaku self-harm. Teknik ini dapat menjadi alat untuk mengelola perasaan agar lebih positif dan diharapkan dapat menekan perilaku melukai diri sendiri.
Wahyuddin melanjutkan, tim mereka melakukan asesmen dengan hasil menunjukkan sejumlah faktor pemicu pelajar melakukan perilaku self-harm. Seperti masalah keluarga yang tidak terselesaikan seringkali memicu pelajar merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga merasa tertekan dan kesepian.
“Kami sangat berhati-hati dalam penelitian ini karena topiknya cukup sensitif. Kami harap pihak sekolah dan orang tua bekerja sama mendukung pelajar terkait masalah kesehatan mental,” urai Wahyuddin.
Penelitian inovatif Tim Prodi Psikologi UMM itu dilakukan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Sosial Humaniora (PKM RSH). Gagasan tersebut membawa mereka menjadi juara ke-3 pada ajang PIMTANAS pada November 2024 lalu.(zar/red)