Literasi Keuangan Rendah, Masyarakat Rawan Terjerat Judi Online

1 hour ago 2

Jumat, 19 September 2025 – 12:00 WIB

Literasi Keuangan Rendah, Masyarakat Rawan Terjerat Judi Online - JPNN.com Jogja

Ilustrasi-bermain judi online. Foto: Ricardo/JPNN.com

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pakar Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Satria Utama mengatakan literasi keuangan sebagai benteng pertama dalam menghadapi godaan judi online.

Judi online dinilai bukan sekadar masalah hukum, tetapi menyangkut rendahnya literasi keuangan masyarakat. 

“Kalau melihat data OJK 2025, indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 80,51 persen, tetapi literasi keuangannya hanya 66,46 persen," kata Hendra, Kamis (18/9).

Masyarakat dianggap mampu menggunakan layanan keuangan digital, tetapi tidak memahami risiko dan cara mengelolanya dengan bijak.

"Orang bisa mengakses produk keuangan, menggunakan dompet digital, transfer uang, bahkan pinjam online. Namun, ketika bicara soal bagaimana mengelola uang, memahami risiko, atau mengatur prioritas kebutuhan, pemahamannya masih sangat rendah,” ujarnya.

Rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia menjadi celah bagi bandar untuk menjerat seseorang tergiur dengan judi online.

Selain itu, Satria menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan ponsel.

Ponsel disebut layaknya pisau bermata dua yang bisa menjadi sarana positif sekaligus pintu masuk hal-hal destruktif. (mcr25/jpnn)

Literasi keuangan dianggap masih belum dimiliki masyarakat Indonesia saat ini sehingga kasus judi online masih marak.

Redaktur : Januardi Husin
Reporter : M. Sukron Fitriansyah

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News

Read Entire Article
| | | |