KM Barcelona Terbakar, Legislator PDIP: Setiap Nyawa yang Hilang Bukti Lemahnya Pengawasan

7 hours ago 7

 Setiap Nyawa yang Hilang Bukti Lemahnya Pengawasan

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Sebanyak 568 orang dinyatakan selamat pada peristiwa kebakaran KM Barcelona V di perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara, sementara tiga korban lainnya dinyatakan meninggal. Peti jenazah ditransitkan sementara di terminal PT Pelindo Manado. ANTARA/Karel A Polakitan (Ho)

jpnn.com, JAKARTA - Tragedi kebakaran KM Barcelona V di perairan Sulawesi Utara, yang menewaskan tiga orang dan menyebabkan dua lainnya hilang, kembali menyoroti lemahnya pengawasan keselamatan transportasi laut di Indonesia. Anggota DPR RI Komisi V Fraksi PDI Perjuangan, Irine Roba, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden ini.

"Saya ucapkan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam kebakaran KM Barcelona V di Sulawesi Utara. Kami mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, dan korban yang masih hilang segera ditemukan dalam keadaan selamat, utuh, dan lengkap," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (21/7).

Insiden ini terjadi tidak lama setelah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Irine menilai, kasus serupa yang terus berulang menunjukkan kelalaian sistemik.

"Hal ini menunjukkan adanya kelalaian sistemik: dari segi pengawasan muatan hingga minimnya standar keselamatan kapal. Ini kegagalan negara dalam memberi rasa aman bagi warganya untuk mendapatkan layanan transportasi publik," tegasnya.

Sebagai wakil rakyat dari Maluku Utara, Irine menyayangkan tingginya kecelakaan laut di Indonesia Tengah dan Timur, di mana masyarakat sangat bergantung pada transportasi laut.

"Tragedi kecelakaan kapal ini terjadi terus-menerus di wilayah Indonesia Tengah dan Timur yang masyarakatnya sangat mengandalkan transportasi laut. Negara seharusnya dapat memitigasinya," ucapnya.

Ia menekankan bahwa setiap korban jiwa mencerminkan lemahnya pengawasan. "Setiap nyawa yang hilang adalah bukti nyata dari lemahnya pengawasan. Kita turut merasa bersalah atas kejadian ini. Harapannya, minimnya kesiapsiagaan dan kelalaian yang terus terjadi tidak akan lagi diulangi di masa depan," lanjutnya.

Irine mendesak perbaikan fasilitas dan pengawasan ketat. "Ketika kapal tua tetap diizinkan berlayar, pelabuhan minim fasilitas tanggap darurat, dan petugas keselamatan tak siaga, maka kecelakaan bukan lagi musibah, tetapi kelalaian yang berulang," tegasnya.

Irine Roba menekankan bahwa setiap korban jiwa mencerminkan lemahnya pengawasan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |