jpnn.com - SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah masih kekurangan guru sebanyak 2.298 orang untuk berbagai jenjang pendidikan di wilayah tersebut.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah Muhdi menjelaskan bahwa data Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) kebutuhan awal guru di Jateng mencapai 3.340 orang.
Pada 2024, sebanyak 1.042 formasi guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) telah dibuka sehingga masih menyisakan kekurangan 2.298 guru.
“Ditjen GTK menyebut di Jateng itu kebutuhannya 3.340 guru dan di 2024 formasinya itu 1.042 guru, maka masih (kurang) 2.298 guru," kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jateng itu di Semarang, Kamis (31/7).
Hal tersebut disampaikannya saat beraudiensi dengan perwakilan dari Forum Guru Prioritas Swasta (FGPS) Jateng yang mengadukan nasib mereka di Kantor PGRI Jateng, Semarang.
Dia menilai salah satu penyebab persoalan guru tak kunjung usai di Jateng adalah perbedaan persepsi antara pusat dan daerah dalam menghitung kebutuhan guru.
Menurut dia, penghitungan beban kerja yang tidak seragam dan belum maksimalnya mutasi guru antarsekolah juga memperumit situasi.
“Problemnya, kadang-kadang angka ini disebut saja tidak sama pemahamannya dengan provinsi. Kenapa? Ada berbagai kemungkinan. Pertama, tadi karena provinsi misalkan melihatnya bahwa mana sekolah yang kurang, tetapi tidak dipertimbangkan mana sekolah yang kelebihan," katanya.