jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian menggelar Konsolidasi Penderasan Informasi Melalui Media Sosial, Minggu (24/8).
Rapat dihadiri jajaran strategis, mulai dari Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Sekretariat Jenderal Kementan, hingga para penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa keberhasilan swasembada pangan tidak lepas dari peran aktif penyuluh sebagai garda terdepan dalam mendampingi petani.
“Penyuluh adalah ujung tombak, mereka yang tahu kondisi di lapangan, tahu masalah petani, dan menjadi agen perubahan menuju kedaulatan pangan,” tutur Amran.
Sementara itu, Kepala Badan PPSDMP Idha Widi Arsanti menyatakan pentingnya peran penyuluh dan petani dalam mendukung implementasi kebijakan pemerintah, khususnya dalam menjaga stabilitas produksi demi swasembada pangan.
“Penyuluh pertanian menjadi ujung tombak transformasi pertanian. Di tengah fluktuasi harga komoditas, dibutuhkan sinergi antara kebijakan pemerintah dan realita petani di lapangan,” ujar Kabadan Santi.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Tedy Dirhamsyah mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya rapat konsolidasi ini, di antaranya juga untuk mengklarifikasi isu beras langka dan harga beras yang mahal yang tengah menjadi perhatian.
Beredar rumor mengenai kelangkaan beras akibat penyerapan lebih dari 4 juta ton oleh Bulog. Faktanya, menurut Kementan, stok beras Bulog hanya sekitar 8% dari total persediaan nasional, sedangkan 92% lainnya dikuasai pasar umum dan penggilingan swasta.