jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi selama periode 7 hingga 13 November 2025 masih menunjukkan intensitas yang cukup tinggi berupa erupsi efusif.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menetapkan status aktivitas Merapi berada pada tingkat level 3 atau Siaga.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menegaskan bahwa berdasarkan data pemantauan, suplai magma ke permukaan masih terus berlangsung.
"Aktivitas erupsi efusif Merapi masih berlangsung. Data pemantauan kami menunjukkan suplai magma masih terjadi dan ini berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," kata Agus Budi Santoso dalam keterangannya kepada jurnalis.
Agus memperinci potensi bahaya yang mengancam saat ini adalah guguran lava dan awan panas guguran.
- Sektor Selatan–Barat Daya: Potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
- Sektor Tenggara: Potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.
- Letusan Eksplosif: Jika terjadi, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Selama periode pengamatan, terjadi pergerakan material vulkanik yang signifikan.
Awan panas guguran tercatat 8 kali kejadian dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya (hulu Kali Krasak).
Guguran lava teramati total 69 kali guguran, terbagi atas 34 kali ke hulu Kali Krasak (maksimum 1.900 m), 10 kali ke hulu Kali Bebeng (maksimum 1.700 m), dan 25 kali ke hulu Kali Sat/Putih (maksimum 1.900 m).





































