jpnn.com - Saya khawatir: Ira Puspadewi membaca komentar perusuh Disway yang bernama samaran "Definisi Mewah" di edisi kemarin. Lalu Ira setuju dengan komentar itu, sambil menangis terharu –dan bersandar ke dada si penulis.
Dari isinya yang sangat bagus saya menduga si penulis adalah ahli psikologi. Semua yang ditulis adalah benar. Dan baik. Juga bisa menyembuhkan jiwa yang lagi trauma. Apalagi jiwa wanita.
"Semoga Pak DI bisa berkomunikasi lebih baik lagi, dengan wanita," tulisnya/nyi di penutup komentar. Saya pun memilih tulisan itu sebagai komentar pilihan. (lihat tiga komentar pilihan hari ini).
Tapi mungkin saya tidak bisa menuruti komentar itu. Tidak sanggup. Saya bukan ahli psikologi. Juga bukan orang yang –kata beberapa wanita– romantis.
Tiga komentar ''Definisi Mewah'' di Disway kemarin itu saya baca sampai dua kali. Saya renungkan pesannya: benar semua. Bagus untuk diikuti.
Tapi mungkin saya tidak bisa mengikutinya. Ira tahu saya: bukan orang seperti itu.
Ketika mengangkatnyi sebagai dirut di BUMN bukan karena dia wanita. Kepada semua direksi perempuan yang saya angkat –saat di swasta maupun di BUMN– selalu saya sampaikan: bukan karena Anda wanita. Itu karena Anda semua mampu.
Pun kepada wartawan wanita: tidak akan ada perlakuan khusus –misalnya dapat tugas yang lebih ringan atau yang kurang berisiko. Wartawan seperti Siti ''Haji Nunut'' Nasyi'ah (Ita) merasakan itu.

.jpeg)








































