Ekonom Nilai Pemerintah Perlu Reshuffle Kabinet hingga Merombak RAPBN 2026

2 weeks ago 26

Ekonom Nilai Pemerintah Perlu Reshuffle Kabinet hingga Merombak RAPBN 2026

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah perlu mengambil langkah konkret dan cermat demi mengembalikan kepercayaan masyarakat, pasar dan investor global.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara menanggapi situasi pasca unjuk rasa ricuh di Indonesia beberapa waktu belakangan.

Bhima menilai pemerintah perlu membentuk tim independen untuk memenuhi aspirasi dan tuntutan masyarakat, karena sangat berkaitan dengan masalah perekonomian.

“Pertama, soal reformasi pajak yang dirasa tidak adil karena besarnya beban yang dirasakan kelompok menengah ke bawah. PPN harusnya sudah diturunkan dari 11 persen jadi 8 persen agar daya beli tidak semakin merosot. Segera dorong pembahasan Pajak Kekayaan atau wealth tax kalau perlu menggunakan Perpu,” kata Bhima.

Lebih jauh, Bhima juga menyarankan untuk menutup kebocoran pajak industri ekstraktif, alih-alih mengejar warung eceran.

Investor akan membaca bahwa kenaikan target pajak 13 persen tahun 2026 tanpa perluasan basis pajak sama saja melemahkan pendapatan pelaku usaha dan konsumen dalam negeri,” ujarnya.

Selanjutnya, Bhima menyarankan pemerintah membentuk komite remunerasi gaji dan tunjangan pejabat tinggi yang independen.

“Ketiga, reshuffle kabinet khususnya tim ekonomi yang tidak punya senses of crisis,” kata Bhima.

Pemerintah perlu mengambil langkah konkret dan cermat demi mengembalikan kepercayaan masyarakat, pasar dan investor global.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |