kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Provinsi Kalimantan Selatan bersama Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Kalsel memperkuat perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Kepala DPPPAKB Kalsel Husnul Hatimah menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi perempuan dalam memperkuat perlindungan dengan menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak.
“Perempuan dan anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan bangsa. Ketika perempuan diberikan perlindungan dan kesempatan yang setara, dan anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung, maka masa depan bangsa ini akan jauh lebih cerah,” ujar Husnul Hatimah di Banjarbaru, Senin.
Menurut dia, permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi tantangan serius yang harus dihadapi bersama.
Berdasarkan data SIMFONI PPA Provinsi Kalimantan Selatan periode Januari hingga September 2025, tercatat 515 kasus kekerasan dengan 544 korban, yang terdiri dari 202 perempuan dan 331 anak (laki-laki dan perempuan).
Bentuk kekerasan yang dominan meliputi kekerasan psikis, seksual, dan fisik, dengan 73 kasus terjadi di lingkungan sekolah.
“Permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak ini bagaikan gunung es. Mereka adalah kelompok rentan yang berhak hidup dan tumbuh secara aman, bebas dari kekerasan dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah yang sangat penting dan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Husnul menegaskan DPPPAKB Kalsel berkomitmen untuk terus mendorong langkah-langkah holistik dan terintegrasi, mulai dari edukasi, penguatan regulasi, peningkatan kapasitas SDM, hingga layanan perlindungan yang menyeluruh.







.jpeg)





























