jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur terus berupaya mengurai kepadatan antrean dalam proses verifikasi dan validasi (verval) pengambilan PIN Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Salah satunya dengan menambah jumlah sekolah rekomendasi untuk layanan verval dari semula lima menjadi sepuluh sekolah per titik.
Langkah ini diambil menyusul tingginya antusiasme masyarakat dalam tahapan pengambilan PIN yang berlangsung bersamaan dengan proses verval data secara offline di sejumlah SMA dan SMK negeri, khususnya di Kota Surabaya.
“Apabila sebelumnya satu sekolah hanya melayani hingga 300-an calon murid per hari, sekarang banyak sekolah yang antreannya di bawah 50. Artinya, kebijakan ini cukup efektif,” ujar Kepala UPT TIKP Dindik Jatim Mustakim, Rabu (11/6).
Mustakim memastikan tidak ada istilah ‘PIN habis’ dalam proses SPMB. Sistem hanya akan mengeluarkan PIN setelah data dan dokumen calon murid dinyatakan valid oleh operator sekolah.
“PIN itu bukan seperti nomor antrean biasa. Sistem hanya mengeluarkan setelah data tervalidasi. Jadi kalau belum melakukan verval, ya belum bisa keluar PIN-nya,” jelasnya.
Berdasarkan data dashboard SPMB per Rabu (11/6) pukul 15.35 WIB, SMAN 17 Surabaya misalnya, hanya melayani 23 antrean dengan 21 PIN berhasil ditangani hari itu. Di SMKN 1 Surabaya menangani 69 antrean dan menerbitkan 70 PIN, dengan total 1.331 PIN sudah diverifikasi.
Setelah verval selesai, calon murid akan menandatangani berita acara dan mendapatkan PIN. Perlu diingat, pengajuan PIN hanya bisa dilakukan satu kali selama periode SPMB berlangsung.
Masyarakat dapat memantau antrean verval di seluruh sekolah melalui laman spmb.jatimprov.go.id. Pilih menu informasi, kemudian klik lihat PIN terverifikasi dan jumlah antrean harian.
