jpnn.com - BPJS Ketenagakerjaan berhasil menjaga kinerja tetap positif sepanjang 2024 di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan.
Hingga akhir tahun, jumlah peserta aktif meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, mencapai 45,2 juta pekerja.
Jumlah tersebut terdiri dari 29,3 juta pekerja Penerima Upah (PU), 9,9 juta pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), serta 6 juta pekerja di sektor Jasa Konstruksi dan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro menyampaikan capaian ini merupakan hasil dari kolaborasi lintas sektor yang semakin kuat dalam mengoptimalkan pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan secara menyeluruh, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021.
Sepanjang 2024, BPJS Ketenagakerjaan telah manyalurkan manfaat sebesar Rp 57 triliun kepada 4,2 juta peserta maupun ahli waris.
Ini menjadi bukti nyata negara hadir menjamin kesejahteraan para pekerja Indonesia dan keluarganya, serta bagian dari komitmen BPJS Ketenagakerjaan mendukung program pemerintah dalam penghapusan kemiskinan ekstrem melalui jaminan sosial ketenagakerjaan sebagai jaring pengaman sosial ekonomi di masyarakat.
“Jaminan sosial ketenagakerjaan berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup pekerja ketika mengalami kecelakaan kerja, menjadi korban PHK atau memasuki masa pensiun," kata Pramudya dalam keterangannya, Rabu (3-/7).
Program tersebut, kata Pramudya, juga memberikan perlindungan keberlangsungan kehidupan yang baik kepada keluarga yang ditinggalkan pencari nafkah karena meninggal dunia.