jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku tidak ingin membayar beban utang Kereta Cepat Whoosh senilai Rp 116 triliun dari APBN.
Tetapi sebagai pembantu dari Presiden RI Prabowo Subianto, Purbaya siap mengikuti semua arahan dari kepala negara terkait penyelesaian utang Whoosh.
“Kalau saya mending enggak bayar, tapi itu kan ada kebijakan dari atas, Presiden dan lain-lain, berdiskusi. Tapi, ini belum diputuskan,” kata Purbaya dikutip Sabtu (15/11).
Purbaya mengatakan saat ini polemik penyelesaian utang Whoosh masih dalam pembahasan. Terlebih saat ini mengarah pada pembagian peran bersama antara pemerintah dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Dalam konteks itu, Kemenkeu bakal menanggung bagian proyek infrastruktur, seperti jalan maupun rel. Sedangkan bagian lain, seperti urusan rolling stock, bukan menjadi tanggungan Kemenkeu.
Namun, Purbaya mengatakan, belum ada keputusan final terhadap pembahasan itu.
“Rolling stock mereka yang menanggung. Tapi, saya belum mendapat kesimpulan. Maka saya bilang kalau nanti mereka diskusi ke sana, saya ikut. Saya mau lihat, jangan sampai saya rugi-rugi amat. Tapi saya lihat yang terbaik buat keuangan negara,” tuturnya.
Diketahui, Kereta Cepat Whoosh ini memiliki beban utang mencapai sekitar USD 7,2 miliar atau setara Rp 116 triliun.







































