jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyebut angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi.
Pernyatan tersebut selaras dengan data klaim di BPJS Ketenagakerjaan, di mana sepanjang 2024 tercatat ada 141 ribu kasus kecelakaan kerja.
Kondisi tersebut mendorong pemerintah terus melakukan penguatan sinergi antarpemangku kepentingan, di antaranya serikat pekerja/buruh dan BPJS Ketenagakerjaan guna meningkatkan kesadaran terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“PR kita masih besar, masih banyak, tingkat kecelakaan itu masih tinggi, artinya tempat kerja kita masih rentan,” ujar Menaker Yassierli saat membuka workshop K3 yang digelar BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Senin (22/9).
Dalam kegiatan yang diikuti 300 orang perwakilan serikat pekerja dan serikat buruh tersebut, Menaker Yassierli berharap para pekerja dapat menjadi agen perubahan untuk memperkuat budaya K3 di lingkungan kerjanya masing-masing.
Selain pekerja, pihaknya juga mengimbau para pimpinan perusahaan untuk menempatkan posisi pekerja sebagai aset perusahaan dan memberikan ruang yang lebih bagi pekerja untuk terlibat dalam penguatan K3.
Sejalan dengan itu, Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan penerapan K3 mencerminkan tingkat peradaban suatu bangsa.
“Saya berharap acara ini adalah bagian dari pada kita meningkatkan level peradaban kita dalam kemanusiaan melalui K3. Kalau peradaban berarti bukan tugas menteri saja, bukan tugas BPJS Ketenagakerjaan saja, bukan tugas perusahaan saja, tapi tugas kita semua,” tegas Jumhur.