jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri melakukan kesalahan fatal dengan ikut mengomentari polemik ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Ini kesalahan fatal Megawati, ketika ia tidak bijak, semua hal dikomentarinya, tanpa disaring, dan diperhitungkan kalimatnya yang menyejukkan atau malah menghadirkan polemik kembali," kata Efriza kepada JPNN.com, Senin (19/5).
Dia menyebutkan jika ijazah Jokowi diragukan PDIP juga punya beban moral, karena ternyata tidak menseriusi pengurusan dokumentasi.
"PDIP tentu saja bagi publik punya Andil besar dari lolosnya ijazah Jokowi yang diragukan, karena dia kader, diajukan dan dibawa pula yang membawa ijazah itu ke kantor KPU," lanjutnya.
Efriza menyebutkan Megawati juga kena imbasnya jika ijazah Jokowi diragukan oleh publik.
"Logika sederhananya saat memproses nama untuk diusung oleh PDIP dengan keputusan tunggal dipegang oleh Megawati, apa ada mekanisme pengecekan administrasi secara terukur atau hanya yang penting hasil survei tinggi elektabilitas Jokowi," jelasnya.
Dia menegaskan persoalan ini tidak bisa hanya dibebankan kepada KPU, karena tahap awal ada di DPP PDIP dan keputusan siapa yang diusulkan ada di tangan Megawati.
Di sisi lain, Efriza menyebutkan Megawati sepertinya punya kepentingan politik untuk nama Jokowi biar tidak pernah bersih karena polemik ijazah.