jpnn.com - Beras, ekonomi, politik.
Campur jadi satu. Kapan pun. Juga sekarang ini.
Kadang beras, ekonomi, politik seiring sejalan. Kadang tabrakan. Waktu mereka seiring, petani bisa tersenyum-senyum. Waktu mereka tabrakan, petani yang meringis.
Anda sudah tahu: sekarang sedang terjadi paradoks. Stok beras nasional luar biasa besar. Terbesar dalam sejarah Republik Indonesia.
Pemerintah dengan bangga mempublikasikan sejarah baru itu. Sukses besar.
Paradoksnya: harga beras justru naik. Menteri Pertanian Amran Sulaiman diberitakan marah-marah. Berarti ada kesalahan di logistiknya. Stock yang tinggi itu tidak mengalir lancar ke pasar-pasar.
Lalu beredar di medsos: satgas pangan harus segera bergerak. Mekanisme pasar dianggap tidak jalan. Sudah waktunya pakai mekanisme "tekanan".
Maka beredarlah instruksi dari pusat: agar satgas pangan di seluruh daerah bergerak.