jpnn.com - Syngenta Indonesia telah menyelesaikan rangkaian kegiatan PIJAR (Plinazolin Maju dan Bersinar) di 20 kota di tanah air pada 8 Mei, 12 Juni, dan 26 Juni yang menjangkau lebih dari 1.600 petani dan 20 penyuluh pertanian melalui format hybrid.
PIJAR bertujuan memperkenalkan kembali solusi perlindungan tanaman inovatif berbasis Plinazolin, yang menawarkan pengendalian kuat terhadap hama utama yaitu penggerek batang kuning pada tanaman padi, spodoptera exigua pada tanaman bawang merah, dan thrips pada tanaman cabai.
Portfolio Manager di Syngenta Indonesia Tey Hui Xiang (Tracy) menyebut rangkaian acara PIJAR ini menunjukkan komitmen Syngenta dalam memberdayakan petani Indonesia dengan solusi inovatif.
"Dengan menampilkan dua teknologi yaitu INCIPIO dan SIMODIS, kami memberikan solusi produk perlindungan tanaman yang ampuh bagi petani untuk melindungi tanaman mereka dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan," kata dia dikutip dari siaran pers, Rabu (30/7/2025).
Acara PIJAR menekankan pentingnya praktik aplikasi yang bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas jangka panjang dalam pengendalian hama dan mendukung pertanian berkelanjutan. Pendekatan ini sangat krusial, mengingat tingkat pemahaman petani tentang manajemen resistensi masih beragam.
Dengan memahami konsep manajemen resistensi, petani dapat memperoleh manfaat penting yaitu menjaga efektivitas pengendalian hama dalam jangka panjang, mencegah kerugian panen akibat hama yang resistan, mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penggunaan produk perlindungan tanaman yang berlebihan atau tidak sesuai aturan.
Melalui edukasi tentang manajemen resistensi yang tepat dalam kegiatan PIJAR, diharapkan petani dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan hasil panen. Petani juga dapat mengurangi penggunaan produk perlindungan tanaman yang tidak perlu, sehingga menghemat pengeluaran. Hal ini tentu dapat mengarah pada strategi pengendalian hama yang lebih hemat biaya serta meningkatkan kualitas panen.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama ini akan memberikan dampak positif yang lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri yang akan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan sebagai bagian dari Asta Cita. Tercapainya swasembada pangan akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk pertanian impor.