Ahli Gizi Undip: Keracunan Siswa MBG Bukan karena Spageti, tetapi Proses Masaknya

4 weeks ago 94

Jumat, 10 Oktober 2025 – 11:03 WIB

 Keracunan Siswa MBG Bukan karena Spageti, tetapi Proses Masaknya - JPNN.com Jateng

Pekerja menyiapkan paket makanan untuk program makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). FOTO: Lutviatul Fauziah/JPNN.com.

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi soal anak-anak yang terbiasa makan Indomie lalu perutnya “kaget” seusai menyantap spageti dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat sorotan publik.

Ahli Gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Fitriyono Ayustaningwarno tak sepakat dengan cara pandang orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut.

Yusta, begitu dia akrab disapa menyatakan bahwa Indomie atau kebanyakan mi intan yang beredar di Indonesia punya bahan yang sama dengan spageti, yaitu tepung terigu.

Dia menyebut penyebab keracunan pada siswa bukan terletak pada jenis makanannya, melainkan cara pengolahan dan penyajian yang tidak memenuhi standar keamanan pangan.

Perbedaan utama terletak pada cara konsumsi dan waktu penyajian. Mi instan umumnya dimasak dan langsung dikonsumsi dalam waktu kurang dari 30 menit, sedangkan spageti dalam program MBG biasanya dimasak malam hari dan baru disajikan siang keesokan harinya.

“Nah, itu yang menyebabkan pertumbuhan mikroba kemudian terjadi keracunan makanan. Ini yang perlu diperhatikan,” kata Yusta kepada JPNN.com, Jumat (10/10)..

Yusta menyebut makanan matang idealnya tidak dibiarkan pada suhu ruang lebih dari empat jam.

Jika melebihi batas itu, mikroba dapat tumbuh cepat di kisaran suhu 4–50 derajat celsius yang disebut sebagai “danger zone” dalam keamanan pangan.

Proses memasak menu MBG jadi sorotan di balik keracunan siswa, bukan faktor kaget menyantap spageti.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News

Read Entire Article
| | | |