jpnn.com, PEKANBARU - Keluhan masyarakat soal kemacetan di sejumlah ruas jalan protokol di Kota Pekanbaru kembali mencuat.
Kehadiran Pak Ogah atau warga yang mengatur arus lalu lintas secara swadaya kerap dianggap justru memperparah kepadatan.
Seperti yang terjadi di Jalan Tuanku Tambusai, HR Soebrantas, Sudirman, hingga sejumlah titik U-turn.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, Kombes Pol Taufiq Lukman Nurhidayat, menegaskan pihaknya tidak akan serta-merta melakukan penindakan.
Melainkan lebih mengedepankan pembinaan terhadap para Pak Ogah, yang sebelumnya sempat dilakukan dan diberi nama Sukarelawan Pembantu Lalu Lintas (Supeltas)
“Terima kasih informasinya. Akan segera kami datakan semua U-turn yang ada orang-orang tersebut untuk kami undang dan apelkan kembali sebagai Supeltas. Kehadiran Supeltas seharusnya bisa mereduksi permasalahan lalu lintas, bukan menambah masalah,” katanya saat dikonfirmasi JPNN Sabtu (13/9).
Taufiq menyebut pembinaan ini merupakan upaya serius agar para Pak Ogah tidak sekadar hadir, tetapi benar-benar memiliki rasa tanggung jawab sebagai bagian dari solusi lalu lintas.
“Awal-awal setelah kami apelkan, mereka sempat aktif. Namun, lama-kelamaan menghilang. Itu yang akan kami evaluasi,” tambahnya.