jateng.jpnn.com, SEMARANG - Civitas academica Universitas Diponegoro (Undip) menyampaikan keprihatinan mendalam atas perkembangan situasi politik dan sosial di Indonesia, khususnya setelah aksi demonstrasi yang baru-baru ini menelan korban jiwa.
Rektor Undip Suharnomo menyatakan perlunya semua pihak menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik sesaat.
“Peristiwa ini menunjukkan betapa rapuhnya demokrasi jika tidak dijaga dengan kesabaran, kebijaksanaan dan penghormatan pada hak asasi manusia,” ujar Suharnomo di Lapangan Widya Puraya Undip Semarang, Kamis (4/9).
Undip menyampaikan duka cita mendalam atas korban jiwa dalam aksi demonstrasi tersebut. Menurut Suharnomo, kehilangan itu bukan hanya duka bagi keluarga, tetapi juga luka bagi bangsa.
Dia menekankan agar pengorbanan para korban menjadi pengingat pentingnya menempatkan keadilan dan kemanusiaan sebagai pondasi masa depan bangsa.
Dalam pernyataannya, Undip mendesak aparat penegak hukum mengedepankan pendekatan persuasif, humanis dan proporsional dalam menjaga ketertiban.
“Aparat negara bukanlah alat represi, melainkan pengayom rakyat. Tindakan kekerasan hanya akan memperdalam jurang ketidakpercayaan,” kata Suharnomo.
Pihaknya menyebut demonstrasi adalah hak konstitusional sebagai wujud kebebasan berekspresi. Namun, Suharnomo mengimbau agar aspirasi masyarakat disampaikan secara damai, menjunjung persaudaraan serta menghindari tindakan yang berpotensi memicu kekerasan dan perpecahan.