jpnn.com, JAKARTA - PT. MRT Jakarta terus mengembangkan sektor bisnis dengan mengedepankan fungsi dan ragam manfaat bagi masyarakat terutama para pelanggannya.
Salah satu upaya itu dilakukan dengan mengembangkan konsep kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di beberasa stasiun.
Kawasan TOD adalah area perkotaan yang dirancang untuk memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.
TOD dikembangkan untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga bisa menunjang daya angkut penumpang. Saat ini, MRT Jakarta sedang mengembangkan kawasan TOD di antaranya di Istora- Senayan, Blok M- Sisingamangaraja, Fatmawati, Dukuh Atas, dan Lebak Bulus
“Kalau kita membangun aset, infrastrukturnya gak boleh diam. Kami berkolaborasi dengan dengan berbagai pihak untuk menghidupkan dan mengaktifasi area-area TOD yang sudah kami kembangkan,” tutur Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dalam kelas MFP MRT Jakarta pada Kamis (7/8).
Saat ini, MRT Jakarta sedang mengupayakan pengembangan area TOD di stasiun lainnya. Di antaranya Setiabudi TOD Area, Kota Tua, Glodok, Bundaran HI, dan Bendungan Hilir TOD Area.
Menurut Farchad, pengembangan TOD area ini bisa membangkitkan geliat sentra ekonomi baru terutama untuk UMKM Indonesia. TOD area yang disiapkan bukan hanya untuk area komersial semata tetapi juga akan diisi dengan ruang publik untuk berkegiatan maupun pelayanan untuk masyarakat. MRT Jakarta terbuka untuk ide-ide baru mengisi TOD Area agar membawa manfaat untuk publik sebagai pengguna. UMKM masuk dalam kategori bisnis retail MRT Jakarta saat ini.
Dalam menggandeng UMKM, MRT Jakarta tetap melakukan kurasi terlebih dahulu dengan melihat standar kelayakan, terutama pada tenant yang menjual makanan.