jpnn.com - Sepanjang perjalanan 10 jam dari Poso ke Luwuk, ingatan saya terus ke Sumatra: ke daerah bencana.
"Mungkinkah alam Banggai ini bisa bertahan seperti ini untuk 20 tahun ke depan? Tidakkah hutan sepanjang perjalanan ini akan habis juga kelak? Lalu, akan timbul bencana seperti di Sumatra?"

Sudah begitu banyak sungai saya lewati. Semuanya berair jernih. Dengan bebatuan kecil dan pasir kasar di dasarnya.
Setiap melalui sungai itu rasanya ingin turun dari mobil. Lalu, berkecipung di situ. Saking bening airnya.
Memang, di beberapa tempat jalannya rusak. Itu akibat bukit yang longsor. Tetapi hanya menimbulkan luka kecil di lereng butiknya. Tidak seberapa dalam goresan lukanya. Kanan-kiri-atasnya tetap terlihat hutan yang utuh. Yang mampu menahan longsoran itu tidak meluas.
Kalaupun ada industri baru di sepanjang jalan itu adalah industri pengolahan kelapa. Bukan smelter nikel. Bukan batu bara. Bukan sawit.
Dengan harga kelapa sekarang ini rasanya hutan kelapa itu tidak akan berubah jadi sawit.

.jpeg)









































