jpnn.com - PALEMBANG - Sekitar 32 ton paha kodok dari Sumatera Selatan diekspor ke Prancis melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan Badan Karantina Indonesia (Barantin).
Sebelum mengirim paha kodok ke Prancis, Karantina Sumsel memastikan kelengkapan dokumen dan kesehatan kodok rawa tersebut.
Nilai komoditasnya pun tak sedikit, mencapai Rp 5,24 miliar.
Kepala Karantina Sumatera Selatan Sri Endah Ekandari menyampaikan bahwa ekspor paha kodok ini mencerminkan komitmen berbagai pihak dalam menjaga kualitas produk dan memperluas akses pasar global.
"Kami mendukung penuh upaya pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor. Melalui tindakan karantina, kami pastikan setiap produk yang dikirim adalah yang terbaik dan sesuai persyaratan,” ujar Endah pada Minggu (3/8).
Selain memberikan nilai ekonomi yang besar, ekspor paha kodok juga mendorong pemberdayaan masyarakat lokal, terutama para penangkap kodok di pedesaan. Hal demikian sejalan dengan arahan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean untuk menggerakan perekonomian daerah.
"Aktivitas itu menjadi mata pencaharian alternatif, sekaligus mendorong pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan, dengan tetap mengedepankan prinsip konservasi dan keseimbangan ekosistem," kata Sri.
Sepanjang 2023, Karantina Sumsel mencatat ekspor paha kodok sebanyak 17,08 ton, sedangkan sepanjang 2024 volume ekspornya mencapai 86,4 ton atau meningkat secara signifikan sebesar 405,85 persen.