jpnn.com, JAKARTA - Tuntutan hidup modern, tekanan pekerjaan, dan interaksi sosial yang kompleks menjadi pemicu meningkatnya isu kesehatan mental di Indonesia.
Sayangnya, berbagai stigma negatif dan minimnya literasi masih menjadi tembok penghalang utama bagi masyarakat untuk mencari bantuan atas masalah itu.
Direktur Rumah Sakit Izza Karawang, dr. Dik Adi Nugraha Sp.B., MM., menyebutkan, gangguan kesehatan mental yang terlihat di lapangan saat ini seperti fenomena gunung es.
Hanya di atasnya saja yang terlihat, akan tetapi permasalahan sebenarnya jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
"Terkait masalah kesehatan mental, kalau bicara data saat ini di Indonesia sendiri sebetulnya ada 1 berbanding 5 orang pernah mengalami masalah mental," ujar dr. Dik Adi Nugraha dalam seminar edukatif “It’s Okay Not to Be Okay” besutan Rumah Sakit Izza Karawang bersama Yayasan Astri Bakti Insani, Sabtu (13/12).
Seminar ini merupakan rangkaian HUT ke-13 RS Izza dan menegaskan bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kualitas hidup, sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Hal itu ditambah dengan tingginya stigma negatif dan perasaan tabu, sehingga seringkali membuat banyak penderita gangguan kesehatan mental memilih diam dan memendam masalah.
Kondisi itu pada akhirnya meningkatkan risiko serius seperti stres, kecemasan, dan depresi.










































