jpnn.com, JAKARTA - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Roche Indonesia dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk percontohan penanganan komprehensif Retinopati Diabetik (RD).
Kegiatan ini disaksikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dan menjadi bagian dari upaya memperkuat pelayanan RD dan menurunkan beban penyakit gangguan penglihatan di Indonesia.
Retinopati Diabetik merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan di Indonesia.
Hal ini terkait erat dengan tingginya prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di Tanah Air, serta rendahnya cakupan skrining RD berbasis populasi, terbatasnya tenaga kesehatan mata profesional, dan kurangnya akses terhadap tatalaksana medis yang sesuai standar.
"Kerja sama ini bertujuan meningkatkan cakupan skrining RD dan mempermudah akses terhadap tatalaksana medis terkini," kata Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam sambutannya, Jumat (24/11).
Dia menjelaskan, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai hampir 30%, dengan 65 juta orang terindikasi mengidap DM, tetapi hanya sekitar 10 juta yang terdeteksi.
Dengan adanya program CKG sejak awal 2024, Kemenkes telah menemukan 5 hingga 7,5 juta kasus baru Diabetes.
"Kami berharap skrining RD dapat diperluas dengan dukungan teknologi digital dan alur rujukan yang jelas, termasuk melalui tele-oftalmologi berbasis AI," ujarnya.







































