jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ratusan siswa SMAN 11 Semarang menyuarakan tuntutan keadilan bagi korban kasus konten deepfake atau video palsu pornografi 'Skandal Smanse'. Konten tersebut dibuat oleh Chiko Radityatama Agung Putra, alumni SMAN 11 Semarang yang juga mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip).
Aksi tersebut berlangsung seusai apel rutin di Lapangan SMAN 11 Semarang, Lamper Tengah, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Senin (20/10).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah Emma Rachmawati yang hadir sebagai pembina apel tersebut.
Apel pagi itu, juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah Syamsudin, Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Jawa Tengah Kustrisaptono dan diikuti seluruh guru SMAN 11 Semarang.
Seusai apel, para siswa membubarkan barisan lalu membentangkan spanduk putih bertuliskan berbagai seruan protes, antara lain “Kami Butuh Keadilan”, “Korban Butuh Keadilan”, “Justice for SMA 11”, dan “Roro Out”.
Satu di antara siswa, Albani Telanae P menyampaikan pernyataan terbuka di hadapan rekan-rekannya. Dia menuntut transparansi dan kejelasan dari pihak sekolah maupun pihak yang berwenang mengenai proses penanganan kasus 'Skandal Smanse'.
“Kami butuh keterangan terkait keadilan. Kami butuh transparansi. Kami butuh kejelasan terhadap perubahan klarifikasi yang dilakukan oleh Chiko. Kami sudah tahu semuanya, kami hanya perlu bukti dari kepala sekolah,” ujarnya menggunakan pelantang.
Albani juga meminta agar diadakan audiensi resmi antara pihak sekolah dan perwakilan siswa sebagai saksi dalam kasus tersebut. Menurutnya, gerakan ini murni untuk menuntut keadilan bagi korban, bukan untuk menciptakan kericuhan.