jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut Presiden RI Prabowo Subianto dalam posisi dilematis, antara kinerja kabinet negatif dengan pihak yang sudah bekerja keras saat pilpres.
Pernyataan Dedi menyikapi arah politik Prabowo soal kemungkinan reshuffle kabinet setelah muncul narasi tak berkeringat dari Kepala Negara.
"Ini dilematis. Satu sisi Prabowo menghadapi kinerja anggota kabinet yang lambat, sisi lain dia harus membalas jasa," kata Dedi melalui layanan pesan, Sabtu (9/8).
Pengamat politik itu menilai komposisi kabinet Prabowo memang dipenuhi kelompok tim pemenangan eks Menhan RI itu atau pihak yang berkeringat pada Pilpres 2024.
Hanya saja, Dedi merasa sejumlah nama yang dianggap berkeringat bagi Prabowo layak dicopot dari jabatan setelah kinerja negatif di kabinet.
Dia mengatakan Budi Arie Setiadi, Waktu Sakti Trenggono, Natalius Pigai, hingga kader PSI di kabinet ialah pihak yang cenderung membuat kebijakan kontroversi.
Dedi menjelaskan Budi Arie cs menjadi pihak yang berkeringat dan beberapa punya kedekatan dengan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi), sehingga sulit terkena reshuffle.
"Peluang tetap berada di pos kementerian cukup besar, terlebih jika mereka mendapat dukungan Jokowi," katanya.