jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkap peran enam tersangka penghasut atau provokator yang mendorong para pelajar dan anak-anak melakukan kerusuhan semasa demonstrasi di beberapa bagian wilayah DKI Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary menyampaikan bahwa Direktur Utama Lokataru Foundation berinisial DMR, staf Lokataru Foundation berinisial MS, dan empat tersangka lainnya menyebarkan hasutan yang ditujukan kepada para pelajar melalui platform media sosial.
Menurut dia, hasutan yang mereka sampaikan lewat media sosial telah mendorong pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan yang bisa membahayakan keselamatan mereka di lokasi unjuk rasa.
"Pelaku DMR ini merupakan admin akun Instagram LF yang berperan melakukan kolaborasi dengan akun lainnya menyebarkan ajakan dan penghasutan kepada pelajar melalui sejumlah tagar dan postingan untuk melakukan aksi anarkis," katanya.
Pelaku MS selaku admin akun @bpp, menurut dia, juga berkolaborasi dengan pemilik akun lain untuk menyebar ajakan melakukan perusakan.
Menurut polisi, SH selaku admin akun Instagram berinisial @GM mengajak orang untuk melakukan perusakan dan KA berkolaborasi untuk menghasut orang melakukan perusakan.
Sementara itu, RAP selaku admin akun @RAP menurut polisi menyampaikan tutorial pembuatan molotov dalam siaran langsung di platform media sosial yang banyak dilihat oleh pelajar.
Polisi menyampaikan bahwa RAP juga menjadi koordinator pembawa molotov ke lokasi unjuk rasa.