jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan tingginya kasus perundungan yang terjadi di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari 2.920 laporan yang masuk ke kanal Kemenkes hingga 15 Agustus 2025, ada 733 pengaduan yang masuk kategori perundungan.
Pihaknya pun membuka kanal pengaduan, mengingat banyaknya kasus perundungan PPDS yang viral di media sosial dan mulai terungkap secara gamblang.
Budi menuturkan, dari ribuan laporan yang diterimanya, tidak seluruhnya masuk kategori perundungan atau bullying. Namun setelah dilakukan penyelidikan dan pengsortiran, rupanya angka bullying mencapai 733 kasus.
"Kami cek ini rumah sakitnya yang mana tinggi bully-nya, universitas mana saja juga yang tinggi berdasarkan laporan dari angka tersebut," kata Budi dalam seminar nasional 'Pencegahan Perundungan, Gratifikasi, Korupsi & Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan' di Univerasitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jumat (22/8/2025).
Dari data tersebut, perundungan di kampus Kemenkes pun sangat tinggi angkanya, mencapai 433. Sedangkan rumah sakit lainnya ada 84 kasus, fakultas kedokteran dengan 84 kasus, dan laporan yang tidak mencantumkan nama lembaga mencapai 34 kasus.
Budi pun menjabarkan, rumah sakit di bawah Kemenkes yang paling banyak perundungan adalah RS Kandou Manado mencapai 84 sejak 2023 hingga 2025.
Peringkat kedua, ada Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) 83 kasus, RS IGN Ngoerah (43), RSUP DR Sarjito (39), dan RSUP Cipto Mangunkusumo (37).