jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan pentingnya penguatan narasi positif, faktual, dan inklusif sebagai bagian dari strategi komunikasi publik regional ASEAN.
Komitmen tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Komdigi, Very Radian Wicaksono dalam Regional Workshop for Mapping Best Practices of Content Creation for National Branding in ASEAN Member States yang digelar di Jakarta, pada 4-5 Desember 2025.
Very menjelaskan salah satu keluaran utama dari inisiatif GNFA adalah Digital Guidebook “Good News from Southeast Asia”, yang disusun sebagai acuan bersama bagi kreator konten komunitas, pejabat komunikasi pemerintah, dan praktisi media di negara-negara anggota ASEAN.
Panduan ini dirancang untuk mendefinisikan konsep good news secara regional sekaligus menstandardisasi praktik pembuatan dan distribusi konten positif.
“Keterlibatan para peserta dalam membahas hasil survei, memvalidasi kerangka kerja, dan berbagi praktik terbaik akan memastikan panduan ini bersifat praktis, inklusif, dan merepresentasikan keberagaman kawasan,” ujarnya.
Workshop yang digelar secara hybrid tersebut diikuti oleh perwakilan dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, Vietnam, terdiri dari perwakilan media pemerintah, konten kreator regional, akademisi, perwakilan Sekretariat ASEAN, serta mitra komunitas seperti Good News From Indonesia (GNFI).
Akhyari Hananto dari GNFI menyampaikan setiap negara memiliki praktik storytelling yang unik dan kaya akan nilai budaya, dan keberagaman inilah yang dapat menjadi modal besar bagi ASEAN untuk membangun narasi regional yang optimis dan berdaya saing.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya produksi konten yang akurat, sensitif budaya, serta mampu mengangkat aksi komunitas dan inovasi yang berkembang di kawasan.










































