jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan studi Nature Human Behaviour 2025, tingkat kepercayaan publik Indonesia terhadap ilmuwan tercatat sebesar 3,84 dari skala 5. Hal itu lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 3,62 dan sejajar dengan Malaysia serta Meksiko.
Secara global, Indonesia termasuk dalam kelompok negara dengan tingkat kepercayaan tinggi terhadap ilmuwan.
"Fakta ini tentu menggembirakan, tetapi sekaligus mengandung tantangan besar,” ujar Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Yudi Darma pada acara Media Briefing di Jakarta, Kamis (31/7).
Menurut Yudi, hasil studi tersebut menjadi momentum untuk meningkatkan minat serta partisipasi masyarakat terhadap saintek. Perguruan tinggi perlu didorong untuk menjadi katalisator perubahan dalam membumikan saintek.
Tujuannya, dalam jangka panjang akan terwujud masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (citizen science), ekosistem saintek yang inklusif, serta ekonomi berbasis inovasi yang berdampak pada kesejahteraan bersama.
Hal ini kemudian menjadi misi Direktorat Minat Saintek Kemdiktisaintek melalui empat program yang tergabung dalam Semesta (Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Sains Teknologi Nusantara). Program tersebut merupakan pendekatan terpadu membangun budaya sains di tengah masyarakat.
Dalam pelaksanaannya dengan mengintegrasikan tiga spektrum komunikasi sains, yaitu literasi sains (science literacy), pemahaman publik (public understranding), dan keterlibatan publik (public engagement).
“Ada juga empat program yang tergabung dalam Semesta yaitu, In Saintek, Tera Saintek, Resona Saintek, dan Panen Raya Berdikari, untuk menghadirkan program yang berdampak, khususnya bagi masyarakat,” ujarnya.