jpnn.com, DEPOK - Majelis Pesantren Dakwah Indonesia (MPDI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2025 di Kampoeng Wisata Gowes Serua, Depok, Jawa Barat, pada 6–8 November 2025.
Mengusung tema “Sinergi Pesantren untuk Penguatan Dakwah dan Kemandirian Menuju Indonesia Maju,” kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran pesantren dalam menjawab tantangan dakwah dan kemandirian ekonomi umat di era modern.
Mukernas 2025 diselenggarakan oleh Pengurus Pusat MPDI dan dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Syura MPDI.
Kegiatan ini turut diikuti oleh jajaran Pengurus Pusat MPDI, para pimpinan pesantren anggota MPDI, serta perwakilan dari 25 Pengurus Wilayah (PW) yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, MPDI memiliki total keanggotaan mencapai 94.968 jiwa, yang terhimpun dari 193 pesantren anggota aktif.
“Mukernas MPDI 2025 kami maknai sebagai ruang strategis untuk memperkuat sinergi antar pesantren di seluruh Indonesia dalam menghadapi dinamika dakwah dan pembangunan bangsa. Pesantren memiliki potensi besar sebagai pusat transformasi sosial, ekonomi, dan moral yang mampu berkontribusi terhadap kemandirian umat. Melalui semangat kolaboratif ini, MPDI berkomitmen untuk menjadikan pesantren sebagai pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang maju, berkarakter, dan berkeadaban.” kata Ketua Umum MPDI KH Ayi Abdul Rosyid.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan pentingnya jaringan pesantren, lembaga pendidikan, dan ulama.
Menurutnya, dunia pesantren sejak lama sudah berkomitmen untuk perjuangan keumatan dan kebangsaan melalui jejaring yang mereka jalin untuk menghadirkan kekuatan aliansi kyai dan santri seperti yang terjadi saat kelahiran Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.
“Kehadiran MPDI adalah upaya untuk melanjutkan segala kebaikan yang sudah dihadirkan oleh jaringan para ulama, kiai, dan pesantren. MPDI juga hadir sebagai pengingat bagi para pesantren dan para pemimpinnya, bahwa mereka tidak berjuang sendiri, melainkan saling berkolaborasi dan bersinergi untuk kemajuan pesantren,” katanya.








































