jpnn.com, JAKARTA - Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dalam beberapa hari terakhir kembali menegaskan rentannya kondisi ekologis kawasan tersebut.
Gelondongan kayu yang terseret arus, kerusakan daerah aliran sungai (DAS) serta hilangnya kawasan penyangga alam menunjukkan kuatnya tekanan lingkungan di wilayah hulu.
Menanggapi situasi ini, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengumumkan serangkaian langkah cepat, termasuk pembentukan tim khusus untuk menelusuri asal-usul kayu yang terbawa banjir, pengetatan pengawasan izin pemanfaatan hutan serta penyusunan program pemulihan di kawasan hutan kritis.
Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riyan Beltra Delza menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi sikap tegas Menteri Kehutanan. Ini langkah penting untuk mencegah bencana berulang dan menjaga kehidupan masyarakat di Sumatra,” Riyan.
Riyan menekankan upaya pemulihan hutan tak mungkin hanya diserahkan kepada pemerintah semata.
Menurut dia, seluruh elemen masyarakat perlu ikut turun tangan.
“Jaga hutan itu bukan cuma tugas pemerintah saja. Kita semua harus ikut terlibat, entah itu menanam, mengawasi, atau melaporkan kalau ada penyimpangan. Jangan biarkan Kemenhut kerja sendirian. Kalau bareng-bareng, hasilnya pasti jauh lebih maksimal,” kata Riyan.












































