Hasil Riset UI Sebut Debu Fiber Semen Pascagempa di Bawah Ambang Batas

2 hours ago 2

Hasil Riset UI Sebut Debu Fiber Semen Pascagempa di Bawah Ambang Batas

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ilustrasi gempa. Foto: ANTARA/Aditya Rohman

jpnn.com, JAKARTA - Para peneliti dari Universitas Indonesia (UI) memaparkan hasil riset terbaru mengenai konsentrasi debu fiber semen pascagempa bumi.

Hasil riset itu menjadi acuan terhadap bahayanya paparan asbes dalam penggunaannya untuk produk bangunan, terutama atap rumah.

Peneliti UI Prof Sjahrul menjelaskan bahwa simulasi gempa dengan penghancuran material atap menunjukkan kadar debu yang terbang ke udara masih 10 kali lebih rendah dari ambang batas yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja.

Dia menjelaskan sampel udara yang diisap dengan exhaust selama hampir tiga jam lalu dianalisis di laboratorium independen menunjukkan nilai rata-rata hanya 0,016, jauh di bawah standar 0,15 cc.

“Artinya, walaupun terjadi gempa besar dan atap hancur, potensi bahayanya pada kesehatan sangat minim. Justru yang lebih berisiko adalah tertimpa material, bukan terpapar debu fiber semen,” kata Sjahrul dalam keterangannya, Rabu (17/9).

Dia mengatakan pentingnya edukasi masyarakat agar dapat membedakan antara fiber (serat panjang) dengan partikulat (butiran kecil seperti pasir). 

Di sisi lain, pakar biologi, Hanif menjelaskan dalam kondisi nyata, debu dari atap yang berbahan semen lebih sering berbentuk partikulat yang tidak berbahaya jika sesuai ambang batas.

“Pada pH netral, partikel pendek mudah hancur dan keluar dari tubuh tanpa menimbulkan kerusakan serius,” kata Hanif.

Para peneliti dari Universitas Indonesia (UI) memaparkan hasil riset terbaru mengenai konsentrasi debu fiber semen pasca gempa bumi.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |