jpnn.com, JAKARTA - GS Community Indonesia menargetkan penciptaan 1.000 edukator finansial dari akar rumput untuk memperluas jangkauan literasi ke berbagai daerah.
GS Community Indonesia aktif melakukan berbagai program lapangan seperti workshop edukasi, donasi alat tulis, sponsor kegiatan sosial, serta kelas daring yang membahas topik-topik seperti manajemen risiko digital, membedakan antara edukasi dan money game, hingga cara mengenali platform legal.
“Kami ingin semua pengguna punya daya kritis, bukan hanya ikut-ikutan atau percaya karena ramai dibicarakan," ujar Sharly, salah satu penggerak komunitas.
Komunitas ini juga secara rutin menyelenggarakan forum terbuka untuk menjawab tuduhan atau isu publik dengan pendekatan edukatif.
Dalam berbagai kegiatan edukasi, Sharly menekankan pentingnya berpikir kritis dan tidak terjebak pada narasi instan yang banyak beredar.
“Banyak orang bingung karena tidak tahu harus bertanya ke siapa. Di komunitas ini, kami belajar bareng dan saling bantu untuk pahami risikonya,” tutur Sharly.
Dengan misi mencetak 1.000 edukator, GS Community Indonesia mendorong terciptanya agen-agen literasi di lingkungan paling dasar.
Harapannya, masyarakat bisa mulai mengenali risiko digital dengan lebih sehat dan tidak lagi mudah goyah oleh informasi yang belum terverifikasi.