Green Policing Harapan di Tengah Krisis Iklim, Bisa Tekan Efek Rumah Kaca di Bumi

5 hours ago 4

Green Policing Harapan di Tengah Krisis Iklim, Bisa Tekan Efek Rumah Kaca di Bumi

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ilustrasi hutan gundul/lingkinga. Foto:Rizki Ganda Marito/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah makin mengkhawatirkannya krisis iklim global, program “Green Policing” yang digagas Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menjadi angin segar dari sektor penegakan hukum.

Hijaukan bumi, selamatkan masa depan. “Green Policing” bukan sekadar gerakan menanam pohon ia adalah investasi jangka panjang demi napas kehidupan yang lebih sehat untuk semua. Menjadi jargon Irjen Herry.

Inisiatif ini menuai dukungan luas, termasuk dari salah satu pakar lingkungan hidup paling berpengaruh di Indonesia, Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., Guru Besar Institut Pertanian Bogor sekaligus ahli forensik kebakaran hutan dan lahan.

Bagi Prof. Bambang, langkah Irjen Herry adalah langkah berani yang visioner.

Di tengah maraknya deforestasi dan praktik pembakaran lahan yang masih terjadi, hadirnya aparat kepolisian sebagai pelopor gerakan penghijauan menjadi simbol penting bahwa perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

“Apa yang dilakukan Kapolda Riau ini patut diapresiasi dan dicungi jempol. Pemikirannya sudah jauh ke depan. Kehadiran vegetasi di kawasan hutan sangat vital untuk mengendalikan perubahan iklim melalui mekanisme penyerapan karbon,” tegas Prof. Bambang Hero saat berbincang dengan JPNN.com Jumat (11/7).

Profesor Bambang mengungkapkan, setiap hektare hutan yang ditebang, berarti bumi kehilangan potensi penyerapan sekitar 297 ton karbon dioksida (CO?) per tahun.

Tak berhenti di situ, bila pohon-pohon tersebut kemudian dibakar, apalagi di lahan gambut, maka emisi karbon bisa melonjak dua kali lipat menjadi bencana ekologi yang diam-diam menyumbang percepatan perubahan iklim global dan terjadinya efek rumah kaca.

Profesor Bambang mengungkapkan, setiap hektare hutan yang ditebang, berarti bumi kehilangan potensi penyerapan sekitar 297 ton karbon dioksida (CO?) per tahun.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |