jpnn.com, JAKARTA - Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) bersama koalisi masyarakat sipil seperti masyarakat adat, aktivis lingkungan dan tokoh agama menggelar doa bersama merawat bumi bertajuk “Selamatkan Danau Toba dan Tano Batak” di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (18/8/2025).
Mereka bersepakat menyerukan “Tutup TPL” untuk menghentikan kegiatan PT Toba Pulp Lestari (TPL) karena dianggap memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar Danau Toba.
Jemaat datang dari berbagai daerah antara lain dari Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Sukabumi, Kalimantan Barat, Banten dan wilayah lainnya.
Doa bersama diisi sejumlah rangkaian kegiatan, mulai dari long march, kebaktian, orasi, deklarasi, atraksi, dan ramah tamah. Doa bersama dimulai seja pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB.
Acara diawali dengan ribuan jemaat berkumpul di kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat kemudian melakukan long march menuju Tugu Proklamasi.
Tampak hadir langsung Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., para peserta aksi mengenakan pakaian bertuliskan “Tutup TPL” dan beragam atribut dengan narasi desakan penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) karena dinilai merusak lingkungan, mencemari Danau Toba, dan melanggar hak-hak masyarakat adat.
Kegiatan dilanjutkan dengan ibadah kebaktian yang dipimpin tiga pendeta yang dalam pesannya menekankan tentang pentingnya merawat lingkungan hidup yang mengacu pada ayat Alkitab Kejadian 2:15. Bumi yang ditempati oleh manusia perlu dijaga dan dipelihara seperti Taman Eden.
Acara doa bersama kemudian dimeriahkan dengan orasi dan deklarasi yang disampaikan Ketua Panitia Sintua dihadapan ribuan jemaat dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.