jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur menyiapkan tiga langkah strategis untuk mengoptimalkan keterserapan tenaga kerja dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), seiring tingginya kebutuhan industri dalam dan luar negeri.
Berdasarkan data usulan tahun 2026, tercatat sebanyak 3.186 siswa kelas 12 dan 13 SMK diusulkan mengikuti program magang kerja luar negeri, serta 1.734 lulusan SMK siap diberangkatkan sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) profesional.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai menyebut capaian ini patut diapresiasi, tetapi kesiapan kompetensi lulusan harus diperkuat agar mampu bersaing di pasar kerja global.
“Bayangkan hampir 5.000 anak-anak kita akan menyerbu pasar kerja global di 11 negara, seperti Jepang, Korea, Jerman, Malaysia, Singapura, Australia, Arab Saudi, China, Bulgaria, Brunei Darussalam, dan Taiwan. Ini capaian besar, tetapi tantangannya adalah bahasa,” kata Aries saat Sarasehan Strategi Peluang Kerja SMK di Jawa Timur, Rabu (3/12).
Aries menjelaskan langkah pertama yang dilakukan Dindik Jatim adalah memperkuat link and match antara SMK dengan dunia industri. Sekolah didorong melibatkan industri secara langsung dalam pembelajaran, mulai penyusunan materi, teknik kejuruan, hingga praktik kerja.
Penguatan ini dinilai penting agar lulusan SMK benar-benar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja.
Langkah kedua, percepatan sertifikasi dan penyediaan mikro-kredensial bagi siswa dan calon PMI. Sertifikasi ini disebut sebagai paspor kompetensi yang sangat penting untuk menghadapi persaingan tenaga kerja global.
Selain itu, dia menyatakan disiplin dan karakter tetap menjadi modal utama. Aries mengungkapkan pernah ada siswa magang di Jepang yang dipulangkan karena kurang disiplin.









































