jpnn.com - Saya sering memikirkan ini: mengapa Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pertumbuhan ekonomi harus delapan persen.
Saya tentu juga memikirkan "bisa" atau "tidak bisa" mencapainya.
Presiden Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/jpnn.com
Akan tetapi saya lebih fokus pada mengapa Presiden Prabowo ngotot dengan pertumbuhan delapan persen.
Tidak mungkin itu hanya karena emosi –agar kelihatan lebih gagah dibanding presiden-presiden sebelumnya.
Juga tidak mungkin Presiden Prabowo tidak tahu angka delapan itu sulit sekali dicapai, apalagi –seperti dirumorkan di kalangan politikus– itu hanya "takhayul angka delapan" karena Gerindra nomor delapan.
Prabowo bukan orang yang mudah percaya takhayul.
Saat ke Perth pekan lalu saya mulai terbuka pikiran. Terutama setelah diskusi dengan para calon doktor di kampus U-dab –University of Western Australia (Baca Disway kemarin :Jebakan U-dab).