jatim.jpnn.com, SURABAYA - Upaya memulihkan dampak panjang pembelajaran jarak jauh terus dilakukan berbagai sekolah di Indonesia. Salah satu yang sukses mencatat terobosan adalah SMP Negeri 1 Subang melalui inovasi metode pembelajaran ISEL (Integrated Social Emotional Learning).
Model yang digagas guru IPA Pipit Siti Latifah, S.Pd., Gr., ini terbukti mampu memulihkan motivasi belajar, karakter, hingga kondisi sosial-emosional siswa pascapandemi, sekaligus meningkatkan capaian akademik.
Pipit menjelaskan ISEL lahir dari keprihatinan terhadap menurunnya motivasi dan kompetensi dasar siswa setelah pandemi Covid-19. Kondisi tersebut juga didukung data UNICEF yang menunjukkan mayoritas pelajar kesulitan mempertahankan motivasi selama PJJ, serta hasil PISA 2023 yang menempatkan kemampuan membaca dan matematika Indonesia di posisi rendah.
“Situasi inilah yang mendorong perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih menyeluruh dan sensitif terhadap kondisi emosional pelajar,” ujar Pipit.
ISEL merupakan model pembelajaran terpadu yang menggabungkan kompetensi sosial-emosional dengan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Lima kompetensi CASEL—kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasional, dan pengambilan keputusan bertanggung jawab-menjadi inti pembelajaran. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip mindful, meaningful, dan joyful yang ditekankan Kemendikbudristek.
Metode tersebut diuji lewat Transcript Based Lesson Analysis bersama Universitas Pendidikan Indonesia dan Hiroshima University. Hasilnya berupa modul, SOP, flowchart, dan instrumen refleksi yang mudah direplikasi, dan kini dalam proses pengajuan HAKI.
“Pendidik tidak hanya menuntut anak untuk belajar, tetapi juga memberikan proses yang mengolah pikir, jiwa, dan raga. Pembelajaran harus berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan,” kata Pipit.
Dalam praktiknya, ISEL tidak membutuhkan fasilitas khusus. Pembelajaran dimulai dengan pre-test, aktivitas berkesadaran seperti salam dan doa mindful, ice breaking, dialog ringan, kutipan inspiratif, hingga validasi emosi. Proses kemudian masuk pada pemahaman mendalam dan ditutup dengan refleksi. Struktur tersebut dapat dipadukan dengan PBL, proyek, eksperimen, maupun diskusi.



































